Pemerintah Terus Mengembangkan Inovasi Energi Hijau

Estimated read time 2 min read

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong upaya pengembangan energi baru, termasuk blue ammonia, hidrogen, dan sustainable aviation fuel (SAF). Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mencapai target nol emisi bersih atau net zero emission (NZE) pada tahun 2060.

Blue Ammonia: Solusi Energi Hijau

Dalam upaya mencapai target NZE, pemerintah Indonesia telah melakukan ground-breaking dengan memproduksi blue ammonia. Blue ammonia diproduksi dengan mengkonversi gas alam menjadi syngas yang kemudian direaksikan dengan nitrogen. Dalam proses produksinya, blue ammonia ini bebas dari emisi, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan.

Selain keunggulannya dalam hal emisi, blue ammonia juga memiliki potensi untuk menjadi salah satu sumber energi yang berkelanjutan di masa depan. Dengan pengembangan teknologi yang tepat, blue ammonia dapat menjadi alternatif yang menjanjikan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Potensi Hidrogen sebagai Energi Hijau

Selain blue ammonia, pemerintah juga fokus pada pengembangan energi hidrogen. Hidrogen dianggap sebagai salah satu sumber energi hijau yang memiliki potensi besar untuk menggantikan bahan bakar fosil. Hidrogen dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bertenaga listrik, pembangkit listrik, dan berbagai aplikasi industri lainnya.

Penggunaan hidrogen sebagai sumber energi memiliki beberapa keunggulan, di antaranya adalah emisi yang rendah atau bahkan nol, serta dapat dihasilkan melalui proses produksi yang ramah lingkungan. Namun, pengembangan teknologi dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung penggunaan hidrogen masih perlu ditingkatkan agar dapat diimplementasikan secara luas.

Sustainable Aviation Fuel (SAF): Solusi untuk Industri Penerbangan

Industri penerbangan juga menjadi fokus dalam pengembangan energi hijau. Pemerintah Indonesia berupaya untuk mengembangkan sustainable aviation fuel (SAF) sebagai alternatif bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan. SAF diproduksi dari sumber-sumber biomassa seperti minyak kelapa sawit, jarak pagar, dan limbah pertanian.

Penggunaan SAF dalam industri penerbangan dapat mengurangi emisi karbon dan dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, pengembangan SAF juga dapat memberikan manfaat ekonomi dengan mendorong pertumbuhan industri bioenergi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Secara keseluruhan, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi energi hijau guna mencapai target NZE pada tahun 2060.

More From Author