Moeldoko: Pemerintah Perlu Evaluasi ‘Blackout’ Listrik di Sumatera

Estimated read time 3 min read

Latar Belakang dan Dampak Pemadaman

Pemadaman listrik total atau blackout di sejumlah wilayah Sumatera bagian selatan sejak Selasa, 4 Juni 2024, telah menimbulkan kekhawatiran yang signifikan di kalangan masyarakat dan pemerintah. Kepala Staf Presiden Moeldoko menekankan pentingnya mengevaluasi kejadian ini untuk memahami penyebab dan mengidentifikasi dampaknya lebih lanjut. Pemadaman tersebut berlangsung selama dua hingga tiga hari, menyebabkan berbagai kerugian bagi warga di area yang terdampak.

Wilayah yang mengalami pemadaman listrik meliputi beberapa kota besar dan daerah pedesaan di Sumatera Selatan, termasuk Palembang, Lampung, dan Bengkulu. Pemadaman listrik tersebut telah mengakibatkan gangguan besar dalam aktivitas sehari-hari, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Banyak usaha kecil mengalami kerugian finansial karena tidak dapat beroperasi. Sektor industri juga terkena dampak signifikan, mengingat banyak pabrik harus menghentikan produksi, yang akhirnya mengganggu rantai pasokan dan distribusi barang.

Dari perspektif sosial, pemadaman listrik menghambat akses layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Rumah sakit harus beroperasi dengan generator cadangan, yang tidak selalu menjamin kelancaran operasional. Sekolah-sekolah juga terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar, menunda proses pendidikan bagi ribuan siswa. Selain itu, pemadaman listrik mempengaruhi konektivitas internet dan komunikasi, yang semakin memperparah situasi.

Respons awal dari pemerintah dan instansi terkait menunjukkan upaya untuk segera mengatasi pemadaman ini. Tim teknis dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) telah dikerahkan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan pada jaringan listrik. Sementara itu, pemerintah daerah berkoordinasi dengan berbagai lembaga untuk memastikan distribusi kebutuhan pokok bagi warga yang terdampak. Moeldoko menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh akan dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan meningkatkan ketahanan infrastruktur kelistrikan di Sumatera.

Latar Belakang dan Dampak Pemadaman

Dalam menjelaskan perbedaan penanganan blackout di Sumatera dan Jawa, Moeldoko menyoroti beberapa faktor kunci yang mempengaruhi kecepatan dan efektivitas pemulihan listrik di kedua wilayah tersebut. Pertama, kapasitas listrik di Pulau Jawa jauh lebih besar dibandingkan dengan Sumatera. Kapasitas ini memungkinkan Jawa untuk mengakomodasi kebutuhan listrik dari pembangkit listrik di wilayah lain yang tidak terdampak, sehingga pemulihan bisa dilakukan lebih cepat.

Contoh konkret adalah pemadaman dua sirkuit SUTET 500 kV Ungaran-Pemalang pada 2019, yang menjalar hingga ke SUTET Depok-Tasikmalaya. Pemulihan aliran listrik dilakukan dengan cara memasok listrik dari wilayah Jawa Timur ke PLTA Saguling dan PLTA Cirata. Kedua pembangkit listrik tenaga air ini berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan, yang sangat penting dalam pemulihan jaringan listrik.

Di sisi lain, Pulau Sumatera menghadapi tantangan yang lebih signifikan. Infrastruktur listrik di Sumatera belum sepadat dan sebesar di Jawa, sehingga ketika terjadi blackout, alternatif untuk mengalihkan aliran listrik dari wilayah lain menjadi terbatas. Selain itu, distribusi pembangkit listrik di Sumatera lebih tersebar, yang menyulitkan proses pemulihan listrik secara cepat.

Salah satu strategi yang disarankan oleh Moeldoko untuk meningkatkan keandalan sistem listrik di Sumatera adalah pembangunan infrastruktur listrik yang lebih terintegrasi. Selain itu, perlu juga ada peningkatan kapasitas pembangkit listrik lokal yang mampu menstabilkan daya dan tegangan saat terjadi blackout.

Moeldoko juga menekankan pentingnya investasi dalam teknologi pemantauan dan pengendalian jaringan listrik yang lebih canggih. Dengan teknologi ini, gangguan dapat dideteksi lebih cepat dan penanganan bisa dilakukan dengan lebih efektif. Teknologi smart grid, misalnya, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan responsivitas sistem listrik di Sumatera.

Dengan mengadopsi strategi-strategi ini, diharapkan penanganan blackout di Sumatera bisa lebih cepat dan andal, serupa dengan yang telah dilakukan di Pulau Jawa. Peningkatan infrastruktur dan teknologi menjadi kunci untuk mencapai tujuan ini, memastikan pasokan listrik yang stabil dan handal bagi masyarakat Sumatera.

You May Also Like

More From Author